BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sejumlah
orang yang memiliki tujuan yang sama dan berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan tersebut.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama
yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu
sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok
ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah,
atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. berlaku
juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah interaksi tatap
muka dari tiga individu atau lebih. dengan tujuan yang sudah di ketahui
sebelumnya, seperti berbagai informasi, pemecahan masalah yang anggota-
anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi angota lainnya.[1]
Kemudian Alvin A, Goldberg, seorang ahli
komunikasi kelompok mendefinisikan komunikasi kelompok adalah suatu bidang
studi, penerapan dan penelitian yang tidak menitikberatka perhatiannya pada
proses secara umum, tetapi pada tingkah laku individu dalam diskusi kelompok
tatap muka kecil.
Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi
antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi.
Keberhasilan komuniasi kelompok di sebabkan oleh keterbukaan
anggota menanggapi, anggota dengan senng hati menerima informasi, kemauan
anggota merasakan apa yang dirasakan anggota lain, situasi kelompok yang
mendukung komunikasi berlangsung efektif, perasaan positif terhadap diri
anggota kelompok, dorongan terhadap orang lain agar lebih aktif berpartisipasi,
dan kesetaraan, yakni bahwa semua anggota kelompok memiliki gagasan yang
penting untuk disumbangan kepada kelompok.[2]
Ada banyak kelompok dalam
masyarakat kita. Misalnya, kelompok pengajian di masjid, kelompok paguyuban,
kelompok bermain, kelompok dalam sebuah organisasi, dan kelas belajar. Kelompok
dapat diidentifikasikan berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
suku bangsa, dan jenis pekerjaan.
Dalam sebuah kelompok,
terjadi interaksi antaranggota kelompok. Maka dari itu, komunikasi kelompok
lahir sebagai bentuk komunikasi. Komunikasi kelompok mengatur bagaimana
komunikasi berjalan dengan anggota kelompok satu dengan yang lainnya, bagaimana
interaksi yang terjadi di dalam kelompok itu sendiri.
Poin poin yang perlu diperhatikan dalam komunikasi kelompok
·
Adanya interaksi dua arah
dalam proses komunikasi tersebut. Artinya anggota yang ada dalam kelompok
tersebut aktif dalam menyampaikan pendapatnya.
·
Karena komunikasi bersifat
dua arah, dengan demikian, setiap anggota kelompok mampu mengenal dan member
reaksi balasan pada anggota lain atau setiap anggota mampu melihat dan
mendengar anggota lain.
·
Mereka beromunikasi secara
intens dalam jangka waktu tertentu , jadi tidak hanya sebentar, jika hanya
sepintas komunikasi itu tidak masuk dalam komunikasi kelompok.
·
Adanya tujuan bersama yang
hendak dicapai dalam proses komunikasi tersebut, dimana setiap anggota akan
bersinergi untu mewujudkan satu atau beberapa tujuan yang disepakati bersama.
B.
Ciri- Ciri Komunikasi Kelompok
1.
Komunikasi berlangsung face
to face komunikasi, dan timbale balik.
2.
Terlaksananya komunikasi
atas unsure prakarsa bersama.
3.
Kajianya pada proses
berlangsungnya komunikasi dalam kelompok, diskriptif dan analisis.
4.
Bentuknya terstruktur,
permanen dan emosional.
5.
Setiap aggota kelompok sadar
akan peranan, sasaran, uuran, serta identitas kelompok.
6.
Situasinya hiterogen, dari
status social, pendidikan,usia, jenis kelamin dan sebagainya, sehingga sering
menimbulkan wabah mental yang menjalar dengan cepat.[3]
C.
Klasifikasi Kelompok dan Karakteristik Komunikasinya.
tidak setiap himpunan orang disebut kelompok. Orang- orang yang berkumpl
di terminal bus, yang antri di depan loket bioskop, yang berbelanja di pasar.
Supaya mereka disebut kelompok diperlukan kesadaran pada anggota- anggotanya
akan ikatatan yang sama yang mempersatukan mereka.
·
Kelompok Primer dan Sekunder.
Bahwa
kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan
akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Seperti
keluarga, kawan sepermainan dan tetangga. Sedangkan kelompok sekunder adalah
kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal,
dan tidak menyentuh hati kita. Seperti organisasi massa, fakultas dan sebagainya.
Jalaludin
Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan
karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:[4]
1. Kualitas
komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya
menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku
yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali
kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok
sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
2. Komunikasi
pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder
nonpersonal.
3. Komunikasi
kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan
kelompok primer adalah sebaliknya..
4. Komunikasi
kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.
·
Kelompok Keanggotaan dan
Kelompok Rujukan.
Kelompok
keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan
fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok
yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau
untuk membentuk sikap.
Menurut
teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi
normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan
saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang (fungsi
komparatif. Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap
yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya,
sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi normatif). Selain itu,
Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan
situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai
objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun Islam
bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana
Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi
kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat
dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.
·
Kelompok Deskriptif dan
Kelompok Preskriptif
Deskriptif
dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan
melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan
pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a.
kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok
penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi
jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok
orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap
anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya.[5] Kelompok terapi di rumah
sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas
utama menciptakan identitas sosial politik yang baru.
Kelompok
preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok
dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format
kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel,
forum, kolokium, dan prosedur parlementer.
·
Kelompok ingroup dan outgroup
Kelompok
ingroup adalah kelompok yang terikat, sedangkan kelompok outgroup adalah
kelompo yang berada di luar mereka. Untuk mebedakan antara satu kelompok dengan
yang lain mereka membuat batasan.
D.
Pengaruh Kelompok Pada
Perilaku Komunikasi
·
Konformitas.
Konformitas
adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai
akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam
kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk
mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk
menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok.
Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara
persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah
setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.
·
Fasilitasi Sosial.
Fasilitasi
(dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran
atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi
pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa
kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku
individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan
orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi
kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku
yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi
peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi
penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah
respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok
mempertinggi kualitas kerja individu.[6]
·
Polarisasi.
Polarisasi
adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok
para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi
mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum
diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi
mereka akan menentang lebih keras.
E.
Jenis- Jenis Komunikasi Kelompok
Di Lihat dari Jumlah Komunikasi
Ø Komunikasi Kelompok Kecil
Komunikasi kelompok kecil merupakan proses
komunikasi antara tiga orang atau lebih yang berlangsung secara tatap muka.
Dalam kelompok tersebut anggota beriteraksi satu sama lain. Dalam komunikasi
ini mempunyai cirri mudaah di arahkan, seperti menejer dengan sekelompok
karyawannya
Tipe komunikasi ini oleh banyak kalangan dinilai sebagai pengembangan
dari komunikasi antar pribadi. Trenholm dan Jensen mengatakan bahwa komunikasi
antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka, biasanya bersifat spontan
dan informal. Peserta satu sama lain menerima umpan balik secara maksimal.
Setelah orang ketiga bergabung di dalam interaksi tersebut, berakhirlah
komunikasi antar pribadi, dan berubah menjadi komunikasi kelompok kecil.
Untuk ukuran mengenai kelompok kecil, beberapa ahli memberikan batasan
yang berbeda- beda. De Vito member batasan, bahwa kelompok kecil sebagai
sekumpulan orang kurang, lebih 5-12 orang. Ukuran kelompok kecil menurut Kumar
berkisar antara 15-25 orang. [7]
Anggota- anggota kelompok kecil dapat berkomunikasi dengan mudah. Sumber
dan peneriaan informasi dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama. Kelompok
tersebut mempunyai alasan yang sama bagi anggotanya untuk berinteraksi.
Ø Komuniasi Kelompok Besar
Komunikasi ini adalah komunikasi kelompok
yang karena jumlahnya yang banyak, dalam situasi komuikasi hampir tidak
terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal. Dengan kata lain,
kecil seali kemungkinannya bagi komunikator untuk berdialog dengan para
komunika. Jadi dalam komunikasi kelompok besar ini, hanya bersifat nalar dalam
segi penerimaannya. Cirri yang menonjol adalah wabah metal sering terjadi,
serta emosional lebih tinggi. Contohnya: pengajian, ceramah., seminar, forum.
Dilihat
dari Bentuknya
Ø Komunikasi Panel
Yaitu komunikasi kelompok untuk memecahkan
sutu masalah social yang dilakukan oleh sejumlah orang yang berbeda
keahliannya.
Biasanya yang tampil dalam diskusi ini tiga atau tujuh orang dengan
keahlian yang sangat erat seali dengan masalah yang di bahas. Contoh pemecahan
masalah kemacetan lalu lintas yang elibatkan sosiolog, psikolog, ahli hukum dan
ejabat kepolisian.
Ø Forum
Pertemuan untuk membahas suatu topik yang
menyangkut suatu kepentingan umum. Forum ini bersifat speaker centered, yang terpusat pada pembahasan. Dalam arti bahwa
pembicaraan pada forum termasuk orang selain menguasai topik yang dibahas, juga
mempunyai nama di masyarakat, sehingga pemikirannya berupa informasi penjelas
yang disertai tanya jawab.[8]
Contoh : pejabat yang turun
kebawah.
Ø Simposium
Komunikasi kelompok yang melibatkan tiga
sampai lima pembicaraan dengan spesialisasi yang berbeda untuk membahas
berbagai aspek dari suatu topik luas.
Ø Brainsterming
Bisa juga di katakan urun rembug yaitu bentuk
komunikasi kelompok untuk memperoleh gagasan sebanyak- banyaknya dalam waktu
yang sesingkat- singkatnya dari peserta yang dilibatkan. Tujuannya menghasilkan
saran sebanyak- banyaknya untukditetapkan salah satu daripada nya dalam rangka
pemecahan masalah. Contoh: penerapan dalam dunia pendidikan CBSA.
F.
Keikutsertaan
Individu dalam Kelompok
keikutsertaan individu menjadi anggota kelompo disebabkan alasan- alasan
sebagai berikut:
1.
Perhatian
dan keikutsertaan individu ditumbhkan oleh solidaritas kelompok.
2.
Perubahan
sikap akan lebih mudah terjadi apabila individu berada dalam satu kelompok,
selanjutnya keputusan- keputusan kelompok akan lebih mudah di terima dan
dilaksanakan apabila individu terlibat dalam pengambilan keputusan.
3.
Kepercayaan
besar yang diberikan kepada kelompok.
G. Karakteristik
Unik Komunikasi Kelompok
1.
Kepribadian
Kelompok
Dalam komunikasi kelompok, kelompok meilii
kepribadian tersendiri. Berbeda dengan kepribadian individu para anggotanya.
Anda dirumah dikenal pendiam, berbicara seperlunya saja. Namun setelah berada
di dalam kelompok anda menjadi orang yang sukaberbicara, mencurahkan isi hati
dengan penuh gairah.[9]
2.
Norma Kelompok
Norma dalam kelompok mengidentifikasi anggota
kelompok itu berperilaku. Misalnya, tentang tata cara yang menurut pertimbangan
elompok adalah benar. Contoh: bagaimana para santri di pondok pesantren bergaul
dan berperilaku secara islam sesuai ajaran yang benar.
Tiap kelompok menerapkan system nilai. Norma
kelompok ini akan menjadi norma individu. Pengembangan norma dalam suatu kelompok digunakan untuk mengatur
perilaku kelompok. Norma ini berlaku bagi anggota secara individu maupun
keseluruhan.
Napier
dan Gershenfeld
mengemukakan bahwa para anggota kelomok akan menerimanorma kelompok apabila:
a.
Anggota
kelompok menginginkan kenggotaan yang kontinyu dalam kelompok
b.
Pentingnya
keanggotaan kelompok
c.
Kelompok
bersifat kohersif, yakni anggotanya berhubungan sangat erat, terikat satu sama
lain, dan kelompok dapat memenuhi kebutuhan anggota- anggotanya.
d.
Keanggotaan
seseorang dalam suatu kelompok semakin penting
e.
Pelanggaran
kelompok dihukum dengan reaksi negative dari kelompok.
3.
Kohesivitas
Kelompok
Kohesivitas merupakan kekuatan yang saling
tarik menarik di antara anggota- anggota kelompok. Ibaratnya sepiring nasi di
antara butir- butirannya saling elekat.
Factor- factor yang menentukan kohesivitas kelompok antara lain:
a.
Perilaku
normatif yang kuat ketika individu diidentifikasikan ke dalam kelompok yang diikuti.
b.
Lamanya
menjadi anggota kelompok.semakin lama seseorang menjadi anggota kelompok akan
memperlihatkan sifat kooperatif dan solidaritas yang tinggi.
4.
Pemenuhan
Tujuan
Individu mempunyai tujuan parallel dengan
tujuan kelompoknya. Oleh karena itu, anggota- anggota kelompok berusaha untuk
mencapai keberhasilan tujuan kelompok dan menghindari kegagalan tujuan
kelompok.
5.
Pergeseran
Resiko
Keputusan yang diambil kelompok akan lebih
besar mengandung resiko dari pada keputusan itu di ambil oleh satu anggota
kelompok. Hal ini disebabkan adanya penyebaran tanggung jawab yang terjadi di
dalam proses pengambilan keputusan kelompok. Tanggung jawab di pikul bersama
oleh anggota- anggota kelompok tersebut.
H.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keefektifan Kelompok
Anggota-anggota
kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a. melaksanakan
tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya.[10] Tujuan pertama diukur
dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua
diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok
dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka
keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh
anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam
kegiatan kelompok.[11]
Untuk
itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok,
yaitu:
1.
ukuran kelompok.
Makin
banyak jumlah kelompok maka makin besar jumlah ekerjaan yang diselesaikan. Dari
segi omunikasi , makin besar kelompok, maka makin besar kemungkinan sebagian
besar anggota tidak mendapat kesempatan berpartisipasi. Dalam kelmok yang
besar, partisipasi akan makin memusat pada orang yang memberikankontribusi
terbanyak. Komunikasi akan makin tersentralkan pada orang- orang tertentu.
Makin
banyak jumlah anggota, makin sediit tersedia peluang untuk berinteraksi dengan
anggota lainnya dalam jarak waktu tertentu. Akibatnya, sejumlah orang tidak
mendapat kesempatan berinteraksi.
2.
jaringan komunikasi.
Dalam
sebuah ruangan, anda berbicara di depan, menghadapi barisan kursi yang sejajar,
diduduki oleh para hadirin. Pada kesempatan lain, anda bersaa kawan- kawan anda
duduk melingkar mi meja bundar. Perbedaan pengaturan ruangan ini ternyata
menimbukan perbedaan pola komunikasi.
3. kohesi
kelompok.
Kekuatan
yang emndorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan
mencegah meninggalkan kelompok. Ohesi elompok erat hubungannya dengan kepuasan.
Marquis, Guetzkow, dan Heyns mengamati anggota- anggota yang menghadiri
berbagai konferensi. Ia menemukan makin koheresif kelompok yang diikuti, makin
besar tingkat kepuasan anggota.
4. Kepemimpinan
Komunikasi
yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan
kelompok. Seorang pemimpin dapat di tunjuk atau muncul setelah proses
komunikasi kelompok. Apapun yang terjadi, kepemimpinan adalah faktor yang
paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok.
I.
Teori- Teori Komunikasi Kelompok
1.
Teori Kepribadian Kelompok
Merupakan studi mengenai
interaksi kelompok pada basis dimensi kelompok dan dinamika kepribadian.
Dimensi kelompok merujuk
pada ciri-ciri populasi populasi atau kareteristik individu (umur,intellingence)
Dinamika kepribadian lebih
cenderung pada tingkat /derajat suatu kelompok.
2. Teori Percakapan Kelompok
Teori ini berkaitan dengan
produktivitas kelompok atau upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaan
masukan dari anggota (member Input), variabel perantara, dan keluaran dari
kelompok.
Produktivitas dari suatu
kelompok dapat dijelaskan melalui konsekuensi perilaku, interaksi dan
harapan-harapan.
3.Teori Pemikiran Kelompok
Adalah
untuk menunjukkan sutau model berpikr sekelompok orang adalah
bersifat terpadu (Kohesif)
Group ini biasa terjadi
apabila sebuah kelompok mengambil keputusan yang salah karena adanya tekanan
kelompok yang mengakibatkan turunna efisiensi mental, berkurangnya pengujian
realita. Toeri ini mensupport konflik.
4.
Teori Perbandingan Sosial
Tindakan Komunikasi dalam
kelompok berlangsung karena adanya kebutuhan-kebutuhan dari individu untuk
membandingkan sikap,pendapat dan kempuannya dengan individu lain.
Pandangan teori ini tekanan
berkomunikasi dengan anggota kelompok lainnya akan mengalami peningkatan jika
muncul ketidaksetujuan yang berkaitan dengan suatu kejadian/peristiwa.
5.
Teori Pertukaran Sosial
Teori ini didasarkan pada
pemikiran bahwa seseorang mencapai satu pengertian mengenai sifat kompleks dari
kelompok denga mengkaji hubungan diantara dua orang Teori ini diartikan bahwa
interaksi manusia melibatkan pertukaran barang dan jasa, biaya (cost) dan
imbalan (reward).
6. Teori
Sosiometrik
Sociometric Theory ini
merupakan sebuah konsepsi yang mengacu pada suatu pendekatan metodologis dan
teoretis terhadap kelompok.
Asumsi yang dimunculkan
adalah bahwa individu-individu dalam kelompok yang merasa tertarik satu sama
lain, akan lebih banyak melakukan tindak komunikasi, sebaliknya individu-individu
yang saling menolak, hanya sedikit atau kurang melaksanakan tindak komunikasi.
J.
Fungsi
Komunikasi Kelompok
- Menjalin hubungan social antar anggota dan kelompok.
Bagaimana individu dalam suatu kelompok bisa berhubungan social tanpa
komunikasi atau sejauh mana suatu kelompok dapat memelihara hubungan
social diantara anggota dengan anggota atau pun anggota dengan kelompok.
- Fungsi pendidikan atau adukasi. Hal ini berkaitan
dengan pertukaran informasi anatar anggota. Melalui fungsi ini kebutuhan
anggota akan informasi baru dapat terpenuhi. Dan secara tidak langsung
kemampuan para anggota dibidangnya masing-masing dapat embawa pengetahuan
baru atau justru membawa keuntungan untuk para anggota lainnya ataupun
bagi kelompok.
- Kemampuan persuasi. Fungsi ini sebelumnya dapat
menguntungkan atau merugikan pihak yang mem-persuasi. Misalnya, seorang
anggota yang berusaha mem-persuasi anggota kelompok lainnya untuk tidak
atau melakuakan sesuatu. Jika ia mem-persuasi suatu yang sejalan dengan
kelompok, maka ia akan diterima dan menciptakan iklim yang positif di
dalam kelompok, tapi sebaliknya jika ia mem-persuasi suatu yang
bertentangan dengan kelompok, maka akan berpotensi menciptakan konflik dan
perpecahan di dalam kelompok.
- Masalah problem solving. Hal ini berkaitan
erat dengan jalan-jalan alternative dari para anggota kelompok untuk
memecahkan masalah. Keuntungan problem solving dalam
kelompok, salah satunya adalah.
Banyak
orang = banyak masukan atau pendapat.Berkaitan dengan fungsi no dua Latar
belakang pendidikan yang berbeda memungkinkan pemasukan jalan alternative dari
banyak sudut pandang, sehingga akan lebih bijaksana dalam pengambilan suatu
keputusan.
- Sebagai terapi. Pasti kalian pernah mendengar soal
terapi kelompok bukan? Tapi memang fungsi yang kelima ini agak berbeda
dengan fungsi-fungsi sebelumnya, karena dalam fungsi kelima ini lebih
terfokus pada membantu diri sendiri, bukan membantu kelompok. Disini para
individu yang memiliki masalah yang sama dikumpulkan, dan mereka diminta
untuk saling terbuka dalam mengungkapkan diri mereka ataupun masalah
mereka. Dalam kelompok ini juga tetap membutuhkan pemimpin sebagai
pengatur atau penengah jika terjadi konflik atau perbedaan pendapat
BAB
III
KESIMPULAN
Komunikasi
kelompok merupakan komunikasiyang berlangsung antara
seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang
yang memiliki tujuan yang sama dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tersebut. Komunikasi yang berlangsung
dalam suatu kelompok atau group tentang masalah - masalah yang menyangkut
kepentingan banyak orang dalam kelompok. Maka komunikasi kelompok nampak lebih
terbuka bila dibanding dengan komunikasi perseorangan.
Komunikasi
itu dikatakan efektif bila anggota mampu memberikan informasi kepada kelompok
menenai suatu program secara selektif, atau dapat dilihat dari aspek
prduktifitas. Evektivitas kelompok dapat dilihat dari aspek produktifitas,
moral, dan kepuasan [ara anggotanya. Produktifitas kelompo dapat dilihat dari
keberhasilan mencapai tujuan kelompok. Moral dapat diamati dari semangat dan
sikap para anggotanya. Kepuasan anggota kelompok komunikasi dapat dilihat dari
keberhasilan anggotanya dalam mencapai tujuan pribadinya.
Daftar Pustaka
Anwar
Arifin, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas,
Bandung: Armico.
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu
Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rakhmat jalaluddin, 2005, Psikologi
Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wiryanto,
2008, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Grasindo.
Mudjiono Yoyon, 1992, Ilmu Komunikasi, Surabaya: Laboratorium
PPAI Fakultas Dawah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
DeVito. Joseph A, 1997, Komunikasi Antar Manusia, Jakarta:
Profesional Books.
[2] Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta:
PT Grasindo, 2008), hal. 48
[3] Yoyon Mudjiono, Ilmu
Komunikasi, (Surabaya: Laboratorium PPAI Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 1992),
hal.91
[5] Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 58
[6]
Anwar
Arifin, Strategi Komunikasi Suatu
Pengantar, ( Bandung: Armico, 1984), hal.101
[8] Yoyon Mudjiono, Ilmu
Komunikasi, (Surabaya: Laboratorium PPAI Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 1992),
hal. 93
[9]. Ibid
hal. 49
[10] Jalaludin
Rakhmat, Psikologi Komunikasi,( Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994),
hal. 159
[11]
Anwar
arifin, strategi komunikasi suatu pengantar, ( bandung: armico, 1984), hal.101
Fairfield Casino: New NJ Review & Bonus Code
BalasHapusFairfield Casino has 인카지노 established itself as one of 메리트 카지노 the largest New Jersey casinos. Fairfield casino is the only casino in the Garden 1xbet State with over 300 games and