..

Kamis, 07 Juni 2012

makalah komunikasi kelompok komunikasi


  BAB I
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sejumlah orang yang memiliki tujuan yang sama dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tersebut.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga individu atau lebih. dengan tujuan yang sudah di ketahui sebelumnya, seperti berbagai informasi, pemecahan masalah yang anggota- anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi angota lainnya.[1]
Kemudian Alvin A, Goldberg, seorang ahli komunikasi kelompok mendefinisikan komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penerapan dan penelitian yang tidak menitikberatka perhatiannya pada proses secara umum, tetapi pada tingkah laku individu dalam diskusi kelompok tatap muka kecil.
Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi.
Keberhasilan komuniasi kelompok di sebabkan oleh keterbukaan anggota menanggapi, anggota dengan senng hati menerima informasi, kemauan anggota merasakan apa yang dirasakan anggota lain, situasi kelompok yang mendukung komunikasi berlangsung efektif, perasaan positif terhadap diri anggota kelompok, dorongan terhadap orang lain agar lebih aktif berpartisipasi, dan kesetaraan, yakni bahwa semua anggota kelompok memiliki gagasan yang penting untuk disumbangan kepada kelompok.[2]
Ada banyak kelompok dalam masyarakat kita. Misalnya, kelompok pengajian di masjid, kelompok paguyuban, kelompok bermain, kelompok dalam sebuah organisasi, dan kelas belajar. Kelompok dapat diidentifikasikan berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, suku bangsa, dan jenis pekerjaan.
Dalam sebuah kelompok, terjadi interaksi antaranggota kelompok. Maka dari itu, komunikasi kelompok lahir sebagai bentuk komunikasi. Komunikasi kelompok mengatur bagaimana komunikasi berjalan dengan anggota kelompok satu dengan yang lainnya, bagaimana interaksi yang terjadi di dalam kelompok itu sendiri.
Poin poin yang perlu diperhatikan dalam komunikasi kelompok
·            Adanya interaksi dua arah dalam proses komunikasi tersebut. Artinya anggota yang ada dalam kelompok tersebut aktif dalam menyampaikan pendapatnya.
·         Karena komunikasi bersifat dua arah, dengan demikian, setiap anggota kelompok mampu mengenal dan member reaksi balasan pada anggota lain atau setiap anggota mampu melihat dan mendengar anggota lain.
·         Mereka beromunikasi secara intens dalam jangka waktu tertentu , jadi tidak hanya sebentar, jika hanya sepintas komunikasi itu tidak masuk dalam komunikasi kelompok.
·         Adanya tujuan bersama yang hendak dicapai dalam proses komunikasi tersebut, dimana setiap anggota akan bersinergi untu mewujudkan satu atau beberapa tujuan yang disepakati bersama.

B.        Ciri- Ciri Komunikasi Kelompok

1.      Komunikasi berlangsung face to face komunikasi, dan timbale balik.
2.      Terlaksananya komunikasi atas unsure prakarsa bersama.
3.      Kajianya pada proses berlangsungnya komunikasi dalam kelompok, diskriptif dan analisis.
4.      Bentuknya terstruktur, permanen dan emosional.
5.      Setiap aggota kelompok sadar akan peranan, sasaran, uuran, serta identitas kelompok.
6.      Situasinya hiterogen, dari status social, pendidikan,usia, jenis kelamin dan sebagainya, sehingga sering menimbulkan wabah mental yang menjalar dengan cepat.[3]

C.       Klasifikasi Kelompok dan Karakteristik Komunikasinya.
tidak setiap himpunan orang disebut kelompok. Orang- orang yang berkumpl di terminal bus, yang antri di depan loket bioskop, yang berbelanja di pasar. Supaya mereka disebut kelompok diperlukan kesadaran pada anggota- anggotanya akan ikatatan yang sama yang mempersatukan mereka.

·         Kelompok Primer dan Sekunder.
Bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Seperti keluarga, kawan sepermainan dan tetangga. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang  anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita. Seperti organisasi massa, fakultas dan sebagainya.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:[4]
1.   Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
2.   Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
3.   Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya..
4.   Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.
·         Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan.
Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.
·         Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif
Deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya.[5] Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru.
Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.
·                Kelompok ingroup dan outgroup
Kelompok ingroup adalah kelompok yang terikat, sedangkan kelompok outgroup adalah kelompo yang berada di luar mereka. Untuk mebedakan antara satu kelompok dengan yang lain mereka membuat batasan.

D.       Pengaruh Kelompok Pada Perilaku Komunikasi
·         Konformitas.
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.
·         Fasilitasi Sosial.
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.[6]
·         Polarisasi.
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.
E.        Jenis- Jenis Komunikasi Kelompok

Di Lihat dari Jumlah Komunikasi

Ø  Komunikasi Kelompok Kecil
Komunikasi kelompok kecil merupakan proses komunikasi antara tiga orang atau lebih yang berlangsung secara tatap muka. Dalam kelompok tersebut anggota beriteraksi satu sama lain. Dalam komunikasi ini mempunyai cirri mudaah di arahkan, seperti menejer dengan sekelompok karyawannya
Tipe komunikasi ini oleh banyak kalangan dinilai sebagai pengembangan dari komunikasi antar pribadi. Trenholm dan Jensen mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka, biasanya bersifat spontan dan informal. Peserta satu sama lain menerima umpan balik secara maksimal. Setelah orang ketiga bergabung di dalam interaksi tersebut, berakhirlah komunikasi antar pribadi, dan berubah menjadi komunikasi kelompok kecil.
Untuk ukuran mengenai kelompok kecil, beberapa ahli memberikan batasan yang berbeda- beda. De Vito member batasan, bahwa kelompok kecil sebagai sekumpulan orang kurang, lebih 5-12 orang. Ukuran kelompok kecil menurut Kumar berkisar antara 15-25 orang. [7]
Anggota- anggota kelompok kecil dapat berkomunikasi dengan mudah. Sumber dan peneriaan informasi dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama. Kelompok tersebut mempunyai alasan yang sama bagi anggotanya untuk berinteraksi.

Ø  Komuniasi Kelompok Besar
Komunikasi ini adalah komunikasi kelompok yang karena jumlahnya yang banyak, dalam situasi komuikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal. Dengan kata lain, kecil seali kemungkinannya bagi komunikator untuk berdialog dengan para komunika. Jadi dalam komunikasi kelompok besar ini, hanya bersifat nalar dalam segi penerimaannya. Cirri yang menonjol adalah wabah metal sering terjadi, serta emosional lebih tinggi. Contohnya: pengajian, ceramah., seminar, forum.


Dilihat dari Bentuknya

Ø  Komunikasi Panel
Yaitu komunikasi kelompok untuk memecahkan sutu masalah social yang dilakukan oleh sejumlah orang yang berbeda keahliannya.
Biasanya yang tampil dalam diskusi ini tiga atau tujuh orang dengan keahlian yang sangat erat seali dengan masalah yang di bahas. Contoh pemecahan masalah kemacetan lalu lintas yang elibatkan sosiolog, psikolog, ahli hukum dan ejabat kepolisian.

Ø  Forum
Pertemuan untuk membahas suatu topik yang menyangkut suatu kepentingan umum. Forum ini bersifat speaker centered, yang terpusat pada pembahasan. Dalam arti bahwa pembicaraan pada forum termasuk orang selain menguasai topik yang dibahas, juga mempunyai nama di masyarakat, sehingga pemikirannya berupa informasi penjelas yang disertai tanya jawab.[8]
 Contoh : pejabat yang turun kebawah.

Ø  Simposium
Komunikasi kelompok yang melibatkan tiga sampai lima pembicaraan dengan spesialisasi yang berbeda untuk membahas berbagai aspek dari suatu topik luas.

Ø  Brainsterming
Bisa juga di katakan urun rembug yaitu bentuk komunikasi kelompok untuk memperoleh gagasan sebanyak- banyaknya dalam waktu yang sesingkat- singkatnya dari peserta yang dilibatkan. Tujuannya menghasilkan saran sebanyak- banyaknya untukditetapkan salah satu daripada nya dalam rangka pemecahan masalah. Contoh: penerapan dalam dunia pendidikan CBSA.

F.          Keikutsertaan Individu dalam Kelompok

keikutsertaan individu menjadi anggota kelompo disebabkan alasan- alasan sebagai berikut:
1.      Perhatian dan keikutsertaan individu ditumbhkan oleh solidaritas kelompok.
2.      Perubahan sikap akan lebih mudah terjadi apabila individu berada dalam satu kelompok, selanjutnya keputusan- keputusan kelompok akan lebih mudah di terima dan dilaksanakan apabila individu terlibat dalam pengambilan keputusan.
3.      Kepercayaan besar yang diberikan kepada kelompok.

G.       Karakteristik Unik Komunikasi Kelompok

1.      Kepribadian Kelompok
Dalam komunikasi kelompok, kelompok meilii kepribadian tersendiri. Berbeda dengan kepribadian individu para anggotanya. Anda dirumah dikenal pendiam, berbicara seperlunya saja. Namun setelah berada di dalam kelompok anda menjadi orang yang sukaberbicara, mencurahkan isi hati dengan penuh gairah.[9]

2.      Norma Kelompok
Norma dalam kelompok mengidentifikasi anggota kelompok itu berperilaku. Misalnya, tentang tata cara yang menurut pertimbangan elompok adalah benar. Contoh: bagaimana para santri di pondok pesantren bergaul dan berperilaku secara islam sesuai ajaran yang benar.
Tiap kelompok menerapkan system nilai. Norma kelompok ini akan menjadi norma individu. Pengembangan norma  dalam suatu kelompok digunakan untuk mengatur perilaku kelompok. Norma ini berlaku bagi anggota secara individu maupun keseluruhan.
Napier dan Gershenfeld mengemukakan bahwa para anggota kelomok akan menerimanorma kelompok apabila:
a.       Anggota kelompok menginginkan kenggotaan yang kontinyu dalam kelompok
b.      Pentingnya keanggotaan kelompok
c.       Kelompok bersifat kohersif, yakni anggotanya berhubungan sangat erat, terikat satu sama lain, dan kelompok dapat memenuhi kebutuhan anggota- anggotanya.
d.      Keanggotaan seseorang dalam suatu kelompok semakin penting
e.       Pelanggaran kelompok dihukum dengan reaksi negative dari kelompok.
3.      Kohesivitas Kelompok

Kohesivitas merupakan kekuatan yang saling tarik menarik di antara anggota- anggota kelompok. Ibaratnya sepiring nasi di antara butir- butirannya saling elekat.
Factor- factor yang menentukan kohesivitas kelompok antara lain:
a.       Perilaku normatif yang kuat ketika individu diidentifikasikan ke dalam kelompok  yang diikuti.
b.      Lamanya menjadi anggota kelompok.semakin lama seseorang menjadi anggota kelompok akan memperlihatkan sifat kooperatif dan solidaritas yang tinggi.

4.      Pemenuhan Tujuan

Individu mempunyai tujuan parallel dengan tujuan kelompoknya. Oleh karena itu, anggota- anggota kelompok berusaha untuk mencapai keberhasilan tujuan kelompok dan menghindari kegagalan tujuan kelompok.

5.      Pergeseran Resiko

Keputusan yang diambil kelompok akan lebih besar mengandung resiko dari pada keputusan itu di ambil oleh satu anggota kelompok. Hal ini disebabkan adanya penyebaran tanggung jawab yang terjadi di dalam proses pengambilan keputusan kelompok. Tanggung jawab di pikul bersama oleh anggota- anggota kelompok tersebut.

H.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Kelompok
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya.[10] Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.[11]
Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:
1.      ukuran kelompok.
Makin banyak jumlah kelompok maka makin besar jumlah ekerjaan yang diselesaikan. Dari segi omunikasi , makin besar kelompok, maka makin besar kemungkinan sebagian besar anggota tidak mendapat kesempatan berpartisipasi. Dalam kelmok yang besar, partisipasi akan makin memusat pada orang yang memberikankontribusi terbanyak. Komunikasi akan makin tersentralkan pada orang- orang tertentu.
Makin banyak jumlah anggota, makin sediit tersedia peluang untuk berinteraksi dengan anggota lainnya dalam jarak waktu tertentu. Akibatnya, sejumlah orang tidak mendapat kesempatan berinteraksi.
2.      jaringan komunikasi.
Dalam sebuah ruangan, anda berbicara di depan, menghadapi barisan kursi yang sejajar, diduduki oleh para hadirin. Pada kesempatan lain, anda bersaa kawan- kawan anda duduk melingkar mi meja bundar. Perbedaan pengaturan ruangan ini ternyata menimbukan perbedaan pola komunikasi.
3.      kohesi kelompok.
Kekuatan yang emndorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegah meninggalkan kelompok. Ohesi elompok erat hubungannya dengan kepuasan. Marquis, Guetzkow, dan Heyns mengamati anggota- anggota yang menghadiri berbagai konferensi. Ia menemukan makin koheresif kelompok yang diikuti, makin besar tingkat kepuasan anggota.
4.      Kepemimpinan
Komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Seorang pemimpin dapat di tunjuk atau muncul setelah proses komunikasi kelompok. Apapun yang terjadi, kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok.
I.          Teori- Teori Komunikasi Kelompok
1. Teori Kepribadian Kelompok
Merupakan studi mengenai interaksi kelompok pada basis dimensi kelompok dan dinamika kepribadian.
Dimensi kelompok merujuk pada ciri-ciri populasi populasi atau kareteristik individu (umur,intellingence)
Dinamika kepribadian lebih cenderung pada tingkat /derajat suatu kelompok.

2. Teori Percakapan Kelompok
Teori ini berkaitan dengan produktivitas kelompok atau upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaan masukan dari anggota (member Input), variabel perantara, dan keluaran dari kelompok.
Produktivitas dari suatu kelompok dapat dijelaskan melalui konsekuensi perilaku, interaksi dan harapan-harapan.

3.Teori Pemikiran Kelompok
Adalah untuk menunjukkan sutau model berpikr sekelompok orang  adalah bersifat terpadu (Kohesif)
Group ini biasa terjadi apabila sebuah kelompok mengambil keputusan yang salah karena adanya tekanan kelompok yang mengakibatkan turunna efisiensi mental, berkurangnya pengujian realita. Toeri ini mensupport konflik.

4. Teori Perbandingan Sosial
Tindakan Komunikasi dalam kelompok berlangsung karena adanya kebutuhan-kebutuhan dari individu untuk membandingkan sikap,pendapat dan kempuannya dengan individu lain.
Pandangan teori ini tekanan berkomunikasi dengan anggota kelompok lainnya akan mengalami peningkatan jika muncul ketidaksetujuan yang berkaitan dengan suatu kejadian/peristiwa.

5. Teori Pertukaran Sosial
Teori ini didasarkan pada pemikiran bahwa seseorang mencapai satu pengertian mengenai sifat kompleks dari kelompok denga mengkaji hubungan diantara dua orang Teori ini diartikan bahwa interaksi manusia melibatkan pertukaran barang dan jasa, biaya (cost) dan imbalan (reward).

6. Teori Sosiometrik
Sociometric Theory ini merupakan sebuah konsepsi yang mengacu pada suatu pendekatan metodologis dan teoretis terhadap kelompok.
Asumsi yang dimunculkan adalah bahwa individu-individu dalam kelompok yang merasa tertarik satu sama lain, akan lebih banyak melakukan tindak komunikasi, sebaliknya individu-individu yang saling menolak, hanya sedikit atau kurang melaksanakan tindak komunikasi.
J.         Fungsi Komunikasi Kelompok
  • Menjalin hubungan social antar anggota dan kelompok. Bagaimana individu dalam suatu kelompok bisa berhubungan social tanpa komunikasi atau sejauh mana suatu kelompok dapat memelihara hubungan social diantara anggota dengan anggota atau pun anggota dengan kelompok.
  • Fungsi pendidikan atau adukasi. Hal ini berkaitan dengan pertukaran informasi anatar anggota. Melalui fungsi ini kebutuhan anggota akan informasi baru dapat terpenuhi. Dan secara tidak langsung kemampuan para anggota dibidangnya masing-masing dapat embawa pengetahuan baru atau justru membawa keuntungan untuk para anggota lainnya ataupun bagi kelompok.
  • Kemampuan persuasi. Fungsi ini sebelumnya dapat menguntungkan atau merugikan pihak yang mem-persuasi. Misalnya, seorang anggota yang berusaha mem-persuasi anggota kelompok lainnya untuk tidak atau melakuakan sesuatu. Jika ia mem-persuasi suatu yang sejalan dengan kelompok, maka ia akan diterima dan menciptakan iklim yang positif di dalam kelompok, tapi sebaliknya jika ia mem-persuasi suatu yang bertentangan dengan kelompok, maka akan berpotensi menciptakan konflik dan perpecahan di dalam kelompok.
  • Masalah problem solving. Hal ini berkaitan erat dengan jalan-jalan alternative dari para anggota kelompok untuk memecahkan masalah. Keuntungan problem solving dalam kelompok, salah satunya adalah.
Banyak orang = banyak masukan atau pendapat.Berkaitan dengan fungsi no dua Latar belakang pendidikan yang berbeda memungkinkan pemasukan jalan alternative dari banyak sudut pandang, sehingga akan lebih bijaksana dalam pengambilan suatu keputusan.
  • Sebagai terapi. Pasti kalian pernah mendengar soal terapi kelompok bukan? Tapi memang fungsi yang kelima ini agak berbeda dengan fungsi-fungsi sebelumnya, karena dalam fungsi kelima ini lebih terfokus pada membantu diri sendiri, bukan membantu kelompok. Disini para individu yang memiliki masalah yang sama dikumpulkan, dan mereka diminta untuk saling terbuka dalam mengungkapkan diri mereka ataupun masalah mereka. Dalam kelompok ini juga tetap membutuhkan pemimpin sebagai pengatur atau penengah jika terjadi konflik atau perbedaan pendapat


BAB III
KESIMPULAN

Komunikasi kelompok merupakan komunikasiyang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang yang memiliki tujuan yang sama dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tersebut. Komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok atau group tentang masalah - masalah yang menyangkut kepentingan banyak orang dalam kelompok. Maka komunikasi kelompok nampak lebih terbuka bila dibanding dengan komunikasi perseorangan.
Komunikasi itu dikatakan efektif bila anggota mampu memberikan informasi kepada kelompok menenai suatu program secara selektif, atau dapat dilihat dari aspek prduktifitas. Evektivitas kelompok dapat dilihat dari aspek produktifitas, moral, dan kepuasan [ara anggotanya. Produktifitas kelompo dapat dilihat dari keberhasilan mencapai tujuan kelompok. Moral dapat diamati dari semangat dan sikap para anggotanya. Kepuasan anggota kelompok komunikasi dapat dilihat dari keberhasilan anggotanya dalam mencapai tujuan pribadinya.




Daftar Pustaka
Anwar Arifin, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas, Bandung: Armico.
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rakhmat jalaluddin, 2005, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wiryanto, 2008, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Grasindo.
Mudjiono Yoyon, 1992, Ilmu Komunikasi, Surabaya: Laboratorium PPAI Fakultas Dawah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
DeVito. Joseph A, 1997, Komunikasi Antar Manusia, Jakarta: Profesional Books.


[1] Riyono Pratikno,  Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi,  (Bandung: Remaja Karya 1987),  hal.41
[2] Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Grasindo, 2008), hal. 48
[3] Yoyon Mudjiono,  Ilmu Komunikasi,  (Surabaya: Laboratorium  PPAI Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 1992), hal.91
[4] Jalaludin Rakhmat,  Psikologi Komunikasi,( Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal.142

[5] Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 58

[6] Anwar Arifin, Strategi Komunikasi Suatu Pengantar, ( Bandung: Armico, 1984), hal.101

[7] DeVito. Joseph A, Komunikasi Atar Manusia, ( Jakarta : Professional Books. 1997), hal.98

[8] Yoyon Mudjiono,  Ilmu Komunikasi,  (Surabaya: Laboratorium  PPAI Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, 1992), hal. 93
[9]. Ibid hal. 49
[10] Jalaludin Rakhmat,  Psikologi Komunikasi,( Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 159
[11] Anwar arifin, strategi komunikasi suatu pengantar, ( bandung: armico, 1984), hal.101

1 komentar:

  1. Fairfield Casino: New NJ Review & Bonus Code
    Fairfield Casino has 인카지노 established itself as one of 메리트 카지노 the largest New Jersey casinos. Fairfield casino is the only casino in the Garden 1xbet State with over 300 games and

    BalasHapus